Sri Sahyuni, istri petugas keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela Ari Setiawan, mengungkapan sudah memaafkan para teroris.
Sementara sang suami, masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya.
“Saya sudah ikhlas, meski sakit hati, saya mencoba memaafkan. Mungkin ini sudah jalan yang kuasa,” kata Wahyuni mengenai aksi teroris, Jumat (18/5/2018).
Saat ditemui di ruang G1 RSAL Dr Ramelan, Sri Wahyuni tampak masih memunyai beban pikiran setelah Ari menjadi korban bom bunuh diri akhir pekan lalu.
Semua kepiluan Sri Wahyuni berawal dari ponselnya yang berdering pada Minggu pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Sri mengangkat telepon yang diketahui dari kakak iparnya, Tutik. Setelah bertegur salam melalui ponsel, tak disangka yang didengar justru kabar duka: sang suami terkena serpihan bom di gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel Surabaya.
Serta merta Wahyuni merasa kacau pikirannya. Dirinya sempat berkeliling memutari seisi rumah untuk mencari kunci motor guna menyusul sang suami. Mengetahui ibunya mondar mandir kebingungan, anak Wahyuni yang masih 6 tahun menegurnya.
“Ibu cari apa?,” ujar Wahyuni menirukan kata anaknya. Dia menjawab “Kunci nak. Nah itu kuncinya di samping ibu,” ujarnya lagi.
Tanpa pikir panjang, Wahyuni yang diketahui beralamat di Ngagelrejo No 12 ini langsung pergi menyusul suaminya di gereja.
Namun, di sana, polisi sudah membuat parimeter pengamanan sehingga Sri tak bisa memasuki gereja. Ia memutuskan untuk kembali pulang.
Setelah di rumah, Tutik kembali menelepon memberitahukan Sri bahwa Ari sudah berada RS Bedah Manyar Surabaya.
Setelah Wahyuni sampai di RS Bedah, tak kuasa dirinya menumpahkan air matanya di depan ruang suaminya dirawat.
“Saya langsung menangis mas, bingung, sedih, jadi satu,” ujarnya lagi.
Ari Setiawan mendapat luka di bagian kepala, rahang, dan bibir yang mengakibatkan giginya rontok. Ia lantas dirujuk untuk mendapat perawatan ke RSAL Surabaya.
“Sampai di sini langsung dioperasi dan dijahit bagian lukanya mas,” ungkapnya lagi.
Wahyuni mengaku kalau bisa bertemu dengan teroris, dia akan menanyakan kenapa begitu tega terhadap warga tak berdosa.
“Yang diinginkan itu apa, kok sampai segitunya,” tuturnya.
Namun, setelah kejadian ini, Wahyuni mengaku tidak akan menghalangi suaminya untuk kembali bekerja di Gereja Santa Maria Tak Bercela.
“Tidak (trauma). Nanti kalau bekerja lagi ya tak apa-apa.”
Untuk diketahui, sejumlah pengurus Gereja Santa Maria juga datang menjenguk dan mendoakan pada siang tadi.
“Saya Manek, pengurus Gereja Santa Maria, tadi mendoakan Pak Ari biar cepat sembuh,” kata Manek.
No comments:
Post a Comment