Sembung adalah tanaman perdu yang biasa dipakai untuk mengobati penyakit pilek, reumatik, kembung, diare, sakit tulang dsb. Di Filipina juga dipakai sebagai obat peluruh (diuretic) Kegunaan lainnya adalah untuk mengobati luka yang terinfeksi, infeksi pernafasan, dan sakit perut di Thailand dan Tiongkok sebagai obat rakyat.
Nama ilmiah Sembung adalah Blumea Balsamifera. Sinonimnya: Baccharis Salvia Lour, Conyza Balsamifera Linn, dan Pluchea Balsamifera.
Sembung dikenal sebagai sembung utan di daerah Sunda, sembung langu, sembung mingsa, sembung gula, sembung kuwuk, sembung gula, atau sembung lelet di daerah Jawa Tengah, kamandhin di Madura, dan sembung, capa, capo di Sumatera, apompase, mandikapu di Ternate, sembung di Bali
Di Tiongkok ia disebut ai na xiang, dan dalam bahasa Inggris orang menyebutnya nga champora.
Genus Blumea dijumpai di zona tropis dan sub-tropis Asia , terutama di India dan Asia Tenggara. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di ladang dan dianggap sebagai gulma pengganggu dan di padang rumput.
Sembung merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi pencapai 4 m dan berambut halus. Daun bagian bawah bertangkai, sedang di bagian atas merupakan daun duduk yang tumbuh berseling, berbentuk bundar telur dan lonjong, bagian pangkal dan ujung lancip, pinggri bergerigi, dan terdapat 2-3 daun tambahan pada tangkai daunnya Permukaan daun bagian atas agak kasar, sedangkan bagian bawah halus seperti beludru Bunga bekelompok berupa malai, muncul di ujung cabang dan berwarna kuning. Buah longkah sedikit melengkung dengan panjang 1 mm.
Bagian yang digunakan adalah bagian akar dan daun, baik dalam kondisi segar maupun kering Contoh pemakaian untuk penyakit diare, sakit perut, kolera, dan masuk angin: cuci bersih 5 lembar daun sembung, lalu potong kecil-kecil, rebus daun dalam 3 gelas air sampai tersisa 1,5 gelas. Dinginkan, kemudian disaring dan dibuat ramuan Minum hasil saringan 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas besama 1 sendok makan madu.
Kandungan kimianya terdiri dari borneol, cineole, limonene, dan dimenthyl ether phloroacetophenone, glukosida, alkohol sesquiterpen, asam palmitin, minyak siri, dan zat bergetah (untuk kapur barus). Daun segarnya mengandung borneol, rasanya asam, sedikit pahit, agak hangat, dan harum.
No comments:
Post a Comment